Selasa

Sesosok Cerah (1)

Aku miris, Aku sedih, Aku lelah.
Raga ku tak kuat lagi tuk menopang beban.
Aku bukanlah sapi perah.
Terkadang hidup ku tak bergairah.
Jiwa ku pun penuh penantian.
Penantian ku untuk sesosok cerah
Kau pergi, tak ada satu surat pun datang pada ku.
Di balik pintu itu, aku selalu menunggu.
Sesosok cerah engkau dimana?
Aku rindu akan engkau,
dan buat ku semakin pilu.

Hai..Sesosok cerah
aku menantimu, datanglah.
Datang dan jangan buat ku gelisah.
Sudah, aku sudah mencari mu di ujung batas.
Rebahkanlah diri ku yang mulai lemas.
Buat ku bermimpi dalam awan,
menari bersama mu tanpa pembatas jalan.
Bagaikan bunga mawar dan si kumbang,
mengalun lembut bagaikan mentari menyapa pagi.

Ya, aku menanti mu di ujung jalan.
Dengan mimipi dan bukan sesosok mati yang ku nanti.
Melainkan diri mu yang tak pernah hampa.
Sesosok cerah,  mari kita menari di atas lembaran putih ini.

(Mei 2011)