Selasa

Selamat Tinggal Kawan

Selamat tinggal kawan,
ku akhiri dengan perpisahan.
Memang sungguh menyakitkan,
tapi ku dipaksa keadaan.

Jangan salahkan diriku.
Jangan salahkan dirimu.
Kita tak punya kuasa
seperti Mereka.

(Juli, 2013)

Jumat

Kau Ingin Tahu

Kau ingin tahu seberapa besar aku
mencintaimu. Cobalah mendekat beberapa
langkah kepadaku. Tatap mata-mataku
ini, dan hitunglah wajahmu yang tak bermata.

Ada Bajingan

Ada bajingan di mulutmu
yang terus mengumpat kepadaku.
Membuat mual perutku
dan mengikis di gigimu.

Ada bajingan di mulutmu
yang tak sengaja ternoda di pipimu.
Membuat ku masuk angin berhari-hari
dan maaf, tinju ku datang berkali-kali.

Sang Pelopor 2013

Sang Pelopor maju kedepan dengan
anggun. Khalayak ramai ber-ramai-ramai, ber-galau-galau,
ber-dilema-dilema, dan meng-dan-kan ini-itu
menjadi trending topic.

Setelah berceramah panjang-panjang dan lebar-lebar
didepan khalayak ramai. Sang Pelopor berdiri dari semedinya,
memanjat mejanya yang lebih rendah dari kursi
khalayak ramai. Tanpa mengenakan pengeras suara
yang katanya keras-keras berderas.

Sang Pelopor mulai menghirup udara yang penuh sesak
dengan ramai, galau, dilema, dan meng-dan-kan ini-itu.
Semakin dalam, semakin siap dengan isu tipis
dari orang berwajah datar di layar datar. Sang Pelopor mulai
berkata, “ Wahai…, Tuhan Abadi, Sang Ratu 2013, Penguasa rasa
jiwa khalayak ramai, Sang Gadget Almighty.
Banyak khalayak ramai ber-ramai-ramai, ber-galau-galau,
ber-dilema-dilema, dan meng-dan-kan ini-itu menjadi trending topic.

Hamba Sang Pelopor bertanya dari lubuk rasa ke-kepo-an.
Apakah engkau itu nyata didalam kenyataan yang mendekam
didalam puisi ini? ”

Lalu turunlah Sang Pelopor, pulang ke rumah, dan berdiam di kamar.
Tak ada WiFi, tak ada modem, dia memutus koneksi
dengan Sang Gadget Almighty.

Dan Sang Pelopor mulai membuat tanda doa,
“ Dalam nama Gue, Loe, End. Amin.”