Rabu

Kaki-kaki Lelaki

Ada seorang lelaki
yang lahir dan takdir meludahinya.
Dia berjalan dengan kaki-kakinya
kadang-kadang terjungkal,
dan tidur dipeluk tai sapi
di bahu jalan.

Kadang-kadang kaki-kakinya
terbang bila malam.
Tiap malam kaki-kakinya
masuk ke liang lahat Lala-nya.

Kaki-kaki lelaki itu
mengetuk ruang raung milik Lala-nya,
tak ada kematian yang didambakannya.

Mata hari menyebul keluar
diantara liang lahat Lala-nya,
kaki-kakinya pergi ngesot
untuk pulang ke tubuh lelaki itu.

Sepulang dari malam,
 kaki-kakinya sambat
dengan kopi
di atas peler lelaki itu.

"Ruang raung kosong.
Tak ada orang numpang lagi disana.
Kematian sudah pergi bersama harapan.
Sepertinya dia sudah terlena
akan kulminasi pikiran kepada hati.",
ucap kaki-kaki lelaki itu.

Kopi batuk sebentar
lalu meludah dalam peler lelaki itu, lalu berkata:
"Sudah kau cari ke sudut-sudut vagina Lala-nya?
Siapa tahu kematian masih tertinggal disitu."

Sebangun pagi tubuh lelaki itu.
Dia dandan dengan jas hitam buatan ibunya.
Lalu pergi kencing,
dan tidur lagi ke dalam kloset.
Kematian sudah menunggu telanjang disana.
Lelaki mencium kematian
sembari bertukar ludah dan air mata.
Air mata meluber muncrat ke pagar kloset.
Rumput-rumput yang ranum dan malu
suka ria berdansa hujan-hujanan air mata, mata air.

Ada seorang lelaki tenggelam ke dalam kloset.
Ada air mata menggenang menjadi mata air.

(Mei, 2019)

Sabtu

Raga Sasa Ku

Kami ucapkan terima kasih,
sudah menanak nasi untuk kami,
sudah memandikan kami,
sudah menyuapi kami,
sudah mendandani kami,
dan sudah mengantarkan kami
di ujung ranjang ini.
Selamat tinggal, Rasa.

rasa-rasa bangun dari ranjang,
pergi mandi,
dan pulang makan tanpa Rasa.
Selamat tinggal, Aku.

Rasa dan Aku sudah tanggal.

rasa-rasa main ranjang,
main mandi,
dan main makan tanpa apa.
Selamat datang, raga sasa ku.

(Maret, 2019)

Minggu

Murah

Ada yang menghuni dengan ramah.
Ada yang menghuni dengan marah.
Ada yang menghuni dengan haram.
Ada yang menghuni dengan raham.

Rumah untuk orang-orang lelah.

(Januari, 2019)