Sabtu

Semakin Langit

Langit semakin dendam
pada manik-manik surau.
Sepohon telinga lumer
merendam diamnya sediam si tukang pamer.
Setangkai mata tergantung
dikerlip sorot nanar binar puting palung.
 
Langit semakin kalana
pada denai-denai dusta.
Serpihan gigi lunglai
dihamparan tunas terbengkalai.
Semerbak ludah mewangi
terbagi-bagi dalam abu yang mati.
 
Langit semakin geliang
pada dahak-dahak kerang.
Langit pun usai dengan semakin.
Semakin pun tak usai dengan langit.
 
Karena semakin tak ada usai kepada langit.
Sebab langit semakin uran-uran.
 
(Oktober, 2020)

Rabu

Pesan dari Masa Depan

Bila kematianku makin lekat.
Aku menitip pesan kepadamu, Kasih.
Rebahkan tubuhku dalam tanah yang tandus.
Kelak bila anakku dan anakmu telah tumbuh.
Bimbinglah mereka untuk menanam bunga di tanah itu.
Tubuhku akan menjadi hara untuk bunga mereka.
Jiwaku akan regah dan menjadi sari tawa-luka mereka.
Lalu, apabila kematianmu telah menggerepes bantal dan selimutmu.
Aku akan bernyanyi ara dan kelonan bersamamu menjadi kara.
 
(Mei, 2020)