Jumat

Ketika Larai

Ketika dirimu bangun.
Telingaku menjadi telaga,
pelepas dahaga setiap cerita.
Mulutku menjadi awan
peneduh terik derita.
 
Ketika dirimu tidur.
Telingaku menjadi rawa,
pelapas lelah setiap raga.
Mulutku menjadi mantra
penjaga lelap ceria.
 
Ketika telinga dan mulut ku
merangkak menuju malam.
Dirimu semakin larai ke belantara,
menjadi asmaradanta para atmaja.
 
(Juni, 2024)

Rabu

Sarang-Sarang Semut

Sarang yang sepi semakin terang.
Ratusan semut semakin akrab dengan liang bayang.
 
Semut-semut hitam yang tak punya kata pulang dan kenyang.
Semut-semut hitam yang selalu tersumpal bubur narima yang mala dan bangsai.
Semut-semut hitam yang semakin terkikis oleh parodi keluarga.
Semut-semut hitam yang terlilit benang manis senyum bapak dan anak.
Semut-semut hitam dengan pelan dan pasti sekali lagi hanya menjadi pajangan.
 
Semut-semut merah yang tak punya kata serang dan menang.
Semut-semut merah yang selalu terkulai kepal yang gompal dan gontai.
Semut-semut merah yang menyalak terinjak roda-roda para pengayom.
Semut-semut merah yang terkencing-kencing oleh salakan fan berat pensiunan.
Semut-semut merah dengan pelan dan pasti sekali lagi hanya menjadi wewangian.
 
Rengga yang kalai di sarang semut semakin bayang.
Sang Ratu semut bersuka-diam dalam senggama riang.
 
(Februari, 2024)

Sabtu

Semakin Langit

Langit semakin dendam
pada manik-manik surau.
Sepohon telinga lumer
merendam diamnya sediam si tukang pamer.
Setangkai mata tergantung
dikerlip sorot nanar binar puting palung.
 
Langit semakin kalana
pada denai-denai dusta.
Serpihan gigi lunglai
dihamparan tunas terbengkalai.
Semerbak ludah mewangi
terbagi-bagi dalam abu yang mati.
 
Langit semakin geliang
pada dahak-dahak kerang.
Langit pun usai dengan semakin.
Semakin pun tak usai dengan langit.
 
Karena semakin tak ada usai kepada langit.
Sebab langit semakin uran-uran.
 
(Oktober, 2020)

Rabu

Pesan dari Masa Depan

Bila kematianku makin lekat.
Aku menitip pesan kepadamu, Kasih.
Rebahkan tubuhku dalam tanah yang tandus.
Kelak bila anakku dan anakmu telah tumbuh.
Bimbinglah mereka untuk menanam bunga di tanah itu.
Tubuhku akan menjadi hara untuk bunga mereka.
Jiwaku akan regah dan menjadi sari tawa-luka mereka.
Lalu, apabila kematianmu telah menggerepes bantal dan selimutmu.
Aku akan bernyanyi ara dan kelonan bersamamu menjadi kara.
 
(Mei, 2020)

Kaki-kaki Lelaki

Ada seorang lelaki
yang lahir dan takdir meludahinya.
Dia berjalan dengan kaki-kakinya
kadang-kadang terjungkal,
dan tidur dipeluk tai sapi
di bahu jalan.

Kadang-kadang kaki-kakinya
terbang bila malam.
Tiap malam kaki-kakinya
masuk ke liang lahat Lala-nya.

Kaki-kaki lelaki itu
mengetuk ruang raung milik Lala-nya,
tak ada kematian yang didambakannya.

Mata hari menyebul keluar
diantara liang lahat Lala-nya,
kaki-kakinya pergi ngesot
untuk pulang ke tubuh lelaki itu.

Sepulang dari malam,
 kaki-kakinya sambat
dengan kopi
di atas peler lelaki itu.

"Ruang raung kosong.
Tak ada orang numpang lagi disana.
Kematian sudah pergi bersama harapan.
Sepertinya dia sudah terlena
akan kulminasi pikiran kepada hati.",
ucap kaki-kaki lelaki itu.

Kopi batuk sebentar
lalu meludah dalam peler lelaki itu, lalu berkata:
"Sudah kau cari ke sudut-sudut vagina Lala-nya?
Siapa tahu kematian masih tertinggal disitu."

Sebangun pagi tubuh lelaki itu.
Dia dandan dengan jas hitam buatan ibunya.
Lalu pergi kencing,
dan tidur lagi ke dalam kloset.
Kematian sudah menunggu telanjang disana.
Lelaki mencium kematian
sembari bertukar ludah dan air mata.
Air mata meluber muncrat ke pagar kloset.
Rumput-rumput yang ranum dan malu
suka ria berdansa hujan-hujanan air mata, mata air.

Ada seorang lelaki tenggelam ke dalam kloset.
Ada air mata menggenang menjadi mata air.

(Mei, 2019)

Sabtu

Raga Sasa Ku

Kami ucapkan terima kasih,
sudah menanak nasi untuk kami,
sudah memandikan kami,
sudah menyuapi kami,
sudah mendandani kami,
dan sudah mengantarkan kami
di ujung ranjang ini.
Selamat tinggal, Rasa.

rasa-rasa bangun dari ranjang,
pergi mandi,
dan pulang makan tanpa Rasa.
Selamat tinggal, Aku.

Rasa dan Aku sudah tanggal.

rasa-rasa main ranjang,
main mandi,
dan main makan tanpa apa.
Selamat datang, raga sasa ku.

(Maret, 2019)

Minggu

Murah

Ada yang menghuni dengan ramah.
Ada yang menghuni dengan marah.
Ada yang menghuni dengan haram.
Ada yang menghuni dengan raham.

Rumah untuk orang-orang lelah.

(Januari, 2019)