Rabu

Tetesan Perjuangan

Saat letih menghadang
Saat darah mengucur deras
Dari dada sang Garuda

Garuda emas berkilau matahari
Sekatika berubah merah membara
Api semangat para pahlawan
Keluar dengan keras
Seraya dentuman meriam

Kali ini sungguh naas
Perisai
Sang Garuda harus terkoyak
Dari jiwa-jiwa muda bangsa ini tetesan perjuangan itu
Kini terkucur sia-sia ditanah air ini

Sekarang nahkoda bangsa
Ada digenggaman para muda
Mari kita canangkan sekali lagi
Sumpah kita
Tuk mengibarkan merah putih
Diangkasa luas ini

(November, 2011)

Jumat

Isi Kening Ku

Keningku mulai mengkerut
hasrat menemukan 
jemari dalam kalbu
lenyap tanpa jejak.

Pencarian itu sia-sia.
suara yang dulu berdengung
mulai hilang.

Suara itu kadang-kadang
berbisik merdu
merangkak lirih
dalam telinga ku.

Hendak ku rangkul
Suara lirih itu.
Tapi terhalangi 
oleh melati putih
melati putih 
tak ada kepastian
dimana jiwa ini bersarang.

Masih hembusan angin semata.

Melati putih itu mekar
dalam paru-paruku.

Tapi aneh 
melati itu
tak kunjung datang 
menyambangi rumah kalbuku.

Tanpa sadar 
melati putih 
mulai kuncup
pikiran-pikiran 
nakal 
mulai terbesit 
olehku.

Semut-semut merah
mulai menggigit jemariku
gigitan itu
mulai merangsang 
naluriku
tuk memulai
kemudi itu.

Suara itu 
terdengar kembali.

Berdengung lagi 
mencoba merangkak
dalam telingaku.

Melati putih
mekarlah
berindahlah
bersemilah
bersegarlah

bersama lebah-lebah 
madu itu.

Semut-semut merah
salamku untuk mu
tak pudar dalam 
perjalanan panjang ku ini.

(November, 2011)