Keningku mulai mengkerut
hasrat menemukan
jemari dalam kalbu
lenyap tanpa jejak.
Pencarian itu sia-sia.
suara yang dulu berdengung
mulai hilang.
Suara itu kadang-kadang
berbisik merdu
merangkak lirih
dalam telinga ku.
Hendak ku rangkul
Suara lirih itu.
Tapi terhalangi
oleh melati putih
melati putih
tak ada kepastian
dimana jiwa ini bersarang.
Masih hembusan angin semata.
Melati putih itu mekar
dalam paru-paruku.
Tapi aneh
melati itu
tak kunjung datang
menyambangi rumah kalbuku.
Tanpa sadar
melati putih
mulai kuncup
pikiran-pikiran
nakal
mulai terbesit
olehku.
Semut-semut merah
mulai menggigit jemariku
gigitan itu
mulai merangsang
naluriku
tuk memulai
kemudi itu.
Suara itu
terdengar kembali.
Berdengung lagi
mencoba merangkak
dalam telingaku.
Melati putih
mekarlah
berindahlah
bersemilah
bersegarlah
bersama lebah-lebah
madu itu.
Semut-semut merah
salamku untuk mu
tak pudar dalam
perjalanan panjang ku ini.
(November, 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar