Minggu

Aku Hitam, Aku Putih

Hitam pekat
tak merekat
Putih bersih
tak risih

Hitam Hitam
menerjang gelap
malam kelam
tak mendekap

Putih-Putih
Kilau-Kilau
gelap tertindih
terang bercericau

Hitam-Putih
Putih-Putih
Putih-Hitam
Hitam-Hitam

Hitam menerjang Putih
Putih mendekap Hitam
Hitam bercumbu Putih
Putih bermadu Hitam

Sayang, Hitam
Sayang, Putih
Bukan, kelam
Bukan, perih

Hitam ada
Putih ada
mereka sama
walau tak serupa

Hitam itu Cinta
Putih itu Cinta
Mereka itu Cinta
Mereka saling bercinta

Aku Hitam
Aku Putih
cinta semalam
menjadi buih

Putih dan Hitam
berlari di Samudera malam
Hitam dan Putih
berlayar menabur benih

Tunggu…, tunggu…, Kataku!!!
Kalian… bercumbu…
Kalian… bermadu…
Ah….ASU!!!

Hitam, Kau dulu kelam
menjerit di tengah malam
Surya pun Kau bungkam
hingga menggigil demam

Putih, Kau adalah terang
menembus malam laksana pedang
dan Kau tak terlihat garang
tetapi Kau siap menerjang

Tak peduli siang atau malam,
Kalian saling menerkam
peluh berkucuran, raga bergumam
tapi jiwa saling mengancam

Aku Merah mengganas
Singa pun kalah beringas
Aku senang jiwa kalian panas
Namun, sekarang selaras

Tidak!!! BAJINGAN…!!!
Kalian…
membuatku lebam
hingga padam

oh… tidak!!!
Aku merah beringas
Ah…tidak!!!
lebur tertebas

Aku Hitam dan Putih
Kau Merah merintih
itu terasa perih
karena Kau terus berdalih
 
Wahai Merah padam
Aku Putih dan Hitam
hanya bisa siang dan malam
datang untuk mengucap salam.

Salam cinta kami dari siang,
memelukmu si merah garang.
Salam cinta kami hingga malam,
membawamu ke laut dalam.

(Agustus, 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar