Minggu

Mencoba

Dengan iseng
saya mencoba.

Bukan sembarangan iseng,
tapi saya sembarangan mencoba.

(September, 2013)

Jumat

Isi Curahan

Namanya cinta
itu isi dalam curahan.

Curahan yang tak tercurahkan,
diam-diam menjadi colongan.

Curahan hatiku sudah
tak ada wadah.

Karena curahan ku
sudah pada kamu.

(Agustus, 2013)

Senin

Ulang Tahun

Bulan itu saya berulang tahun.
Usiaku kira-kira 17.
Tak sesuai dengan raga
yang bersandar ringan
pada lilin itu.

Bulan ini
saya minta berulang tahun.
Agar usiaku genap 20.
Dan sesuai dengan raga
yang bersandar kuat
pada dewasa itu.

(Agustus, 2013)

Minggu

Dalam Siang

Dalam siang
seorang guru bercerita pada ku.

Dalam siang
seorang guru berkisah pada ku.

Dalam siang
seorang guru bertanya pada ku.

“Nak, kamu tidur?”, tanyanya
pada diriku.

“Tidak...Pak. Dari pagi
saya duduk disini.
Bahkan siang ini
saya masih disini.”
“Oh ya, serius kamu?” , tanya lagi
dengan ragu-ragu menempel di dahi.

“Serius...Pak. Lihat ini
buku tulis ini.
Penuh cerita dan kisah
yang dari tadi buat saya gerah.”

“Lalu kenapa kamu
masih memakai baju tidur mu?”

(Agustus, 2013)

Selasa

Selamat Tinggal Kawan

Selamat tinggal kawan,
ku akhiri dengan perpisahan.
Memang sungguh menyakitkan,
tapi ku dipaksa keadaan.

Jangan salahkan diriku.
Jangan salahkan dirimu.
Kita tak punya kuasa
seperti Mereka.

(Juli, 2013)

Jumat

Kau Ingin Tahu

Kau ingin tahu seberapa besar aku
mencintaimu. Cobalah mendekat beberapa
langkah kepadaku. Tatap mata-mataku
ini, dan hitunglah wajahmu yang tak bermata.

Ada Bajingan

Ada bajingan di mulutmu
yang terus mengumpat kepadaku.
Membuat mual perutku
dan mengikis di gigimu.

Ada bajingan di mulutmu
yang tak sengaja ternoda di pipimu.
Membuat ku masuk angin berhari-hari
dan maaf, tinju ku datang berkali-kali.

Sang Pelopor 2013

Sang Pelopor maju kedepan dengan
anggun. Khalayak ramai ber-ramai-ramai, ber-galau-galau,
ber-dilema-dilema, dan meng-dan-kan ini-itu
menjadi trending topic.

Setelah berceramah panjang-panjang dan lebar-lebar
didepan khalayak ramai. Sang Pelopor berdiri dari semedinya,
memanjat mejanya yang lebih rendah dari kursi
khalayak ramai. Tanpa mengenakan pengeras suara
yang katanya keras-keras berderas.

Sang Pelopor mulai menghirup udara yang penuh sesak
dengan ramai, galau, dilema, dan meng-dan-kan ini-itu.
Semakin dalam, semakin siap dengan isu tipis
dari orang berwajah datar di layar datar. Sang Pelopor mulai
berkata, “ Wahai…, Tuhan Abadi, Sang Ratu 2013, Penguasa rasa
jiwa khalayak ramai, Sang Gadget Almighty.
Banyak khalayak ramai ber-ramai-ramai, ber-galau-galau,
ber-dilema-dilema, dan meng-dan-kan ini-itu menjadi trending topic.

Hamba Sang Pelopor bertanya dari lubuk rasa ke-kepo-an.
Apakah engkau itu nyata didalam kenyataan yang mendekam
didalam puisi ini? ”

Lalu turunlah Sang Pelopor, pulang ke rumah, dan berdiam di kamar.
Tak ada WiFi, tak ada modem, dia memutus koneksi
dengan Sang Gadget Almighty.

Dan Sang Pelopor mulai membuat tanda doa,
“ Dalam nama Gue, Loe, End. Amin.”

Minggu

Setengah Bulan

Setengah bulan mengadu pada tembang palsu,
yang menepi di jurang malu.

Mengharapkan senyum, dan suka bergelombang
dalam paras putih dan hitam terurai indah
hinggapi tembang itu, buat lebah datang
dalam bunga hati yang duduk merah.

Setengah bulan mengadu pada ku,
yang hanya malu menyentuh kalbu.

(Juni, 2013)

Rabu

Tanya?

Setiap hari aku berkata ada,
nyatanya tak ada.

Setiap hari aku berharap,
nyatanya hanya berharap.

Sekali lagi aku bertanya,
Apakah Kau punya rasa?

(Juni, 2013)

Minggu

Melawan Pagi

Tak ada Bapa disini,
dan Aku melawan pagi
dengan pelangi di bawah kaki.

(Juni, 2013)

Jumat

Maafkanlah

Selongsong malam yang kosong,
mendongak  ke atas mencari terang.

Terang malam ditelan cermin bulat basah,
keanehan malam menusuk darah.

Tebal merah dalam bibir,
membekas, lalu menghilang dalam air.

Sebuah suka yang terlambat,
maafkanlah dia yang bangsat.

(Mei, 2013)

Minggu

Sepulang Sekolah

Sepulang sekolah
aku melepas peluh
dalam baju kerah
yang aku kenakan.

Ayah ku datang
dari belakang.
Dan Ayah berkata
yang ada di belakang.

“Anak ku, jangan lepaskan
peluh milik ku.”

(Mei, 2013)

Rabu

Ia

Ia duduk separuh siang
di dalam kolam.

“Hai..”, sapanya
pada siapa  saja.
Orang-orang diam
seperti buah malam.

Ia tengok kanan-kiri
dengan hati-hati.

“Selamat siang...”,  sapanya
pada siapa saja.

Orang-orang sekarang duduk
dan tetap diam mengangguk.

Ia berdiri di bawah kolam
yang panas siang.

“Halo...”, sapanya
pada siapa saja.

Orang-orang masih duduk
dan tetap diam mengangguk.

Ia turun dari kolam
di aspal siang.
“Ahh...”, sesalnya
pada dirinya.

“Selamat siang, Om.”, gadis kecil
menyapanya mungil.

“Ya, ada apa?”, balasnya
Pada gadis kecil merah mukanya.

“Om... tak kasih tahu deh.”, malunya
tak mau lepas dari mukanya.

“Iya...boleh.”, heran kepala
pada mukanya.

“Kalau Om mau jadi nabi
jangan disini.
Udah banyak nabi
yang gila sendiri.”

(April, 2013)