Senin

Litani Dilarang Boyo

Boyo, kasihanilah kami.
            Boyo, kasihanilah kami.
Boyo, doakanlah kami.
            Boyo, doakanlah kami.
Boyo, dengarkanlah kami.
            Boyo, dengarkanlah kami.

DILARANG! Berbelok ke kiri.
            Kasihanilah kami.
DILARANG! Menoleh ke kiri.
            Kasihanilah kami.
DILARANG! Berpikir menggunakan otak kiri.
            Kasihanilah kami.
DILARANG! Mencium pacar di pipi kiri.
            Kasihanilah kami.
DILARANG! Melihat wajah Boyo dengan mata kiri.
            Kasihanilah kami.
DILARANG! Mendengarkan ceramah Boyo dengan telinga kiri.
            Kasihanilah kami.
DILARANG! Makan pakai tangan kiri.
            Kasihanilah kami.
DILARANG! Bersalaman dengan tangan kiri.
            Kasihanilah kami.
DILARANG! Cebok dengan tangan kiri.
            Kasihanilah kami.
DILARANG! Memberi tabik dengan tangan kiri.
            Kasihanilah kami.
DILARANG! Memegang tasbih dengan tangan kiri.
            Kasihanilah kami.
DILARANG! Membawa kitab suci dengan tangan kiri.
            Kasihanilah kami.
DILARANG! Memasuki tempat ibadah dengan kaki kiri.
            Kasihanilah kami.
DILARANG! Memasuki tempat Boyo dengan kaki kiri.
            Kasihanilah kami.
DILARANG! Memasuki jalan umum dengan kaki kiri.
            Kasihanilah kami.
DILARANG! Memasuki warung makan dengan kaki kiri.
            Kasihanilah kami.
DILARANG! Memasuki sekolah dan kampus dengan kaki kiri.
            Kasihanilah kami.
DILARANG! Memasuki rumah sakit dengan kaki kiri.
            Kasihanilah kami.

Boyo Anak Negara, yang menghapus dosa-dosa mereka.
            Kasihanilah kami, ya Boyo.
Boyo Anak Negara, yang menghapus dosa-dosa mereka.
            Doakanlah kami, ya Boyo.
Boyo Anak Negara, yang menghapus dosa-dosa mereka.
            Dengarkanlah kami, ya Boyo.
Boyo yang lembut dan murah hati.
Jangan jadikan hati kami seperti hati mu.

Amin.

(Mei, 2016)

Sabtu

Jenazah

Menjelang pagi di hari minggu,
dan aku jenazah yang masih memilik roh.

Cuma ingin kembali pada waktu itu, 
dan khusyuk dengan isi dalam roh.

Mata jenazah ku sudah lelah,
melihat peraduan malam.

Mata roh ku sudah jengah,
dengan isi yang lama tenggelam.

Badan jenazah ku,
roh dalam jenazah ku.

Terus mencari isi dalam roh,
yang melekat pada jenazah ku.

(Mei, 2016)  

Selasa

Sendu

Saat aku
sedang sendu.
Entah sendu
lama atau baru.

Sendu itu
masih sama
seperti waktu itu,
saat kau tak ada disana.

Sendu waktu
itu,
akan terus datang
di akhir sabtu.

Sendu
terus mengadu
kepadaku, dan
itu selalu tentang kamu.

Akhir sabtu lalu,
aku tak di buru
oleh sendu. Mungkin saja
dia sedang sakit kepala.

Lalu, aku
luangkan waktu
untuk secangkir kopi,
agar tak selalu diburu sendu.

Secangkir kopi
dari ujung gang ini.
Sungguh mujarab sekali
membuang hati.

Terbuai aku
dalam arabika.  
Sececap asam
melupa sendu.

Aku pulang,
dan datang lagi
di ujung gang
demi secangkir kopi.

Aku selalu begitu
disetiap akhir sabtu.
Sengaja, agar tak di buru sendu,
dan yang penting, melupa kamu.

(Mei, 2016)

Senin

Meminta

Kepada waktu,
aku meminta lampau.

Kepada waktu,
aku meminta sekarang.

Kepada waktu,
aku meminta besok.

Kepada waktu,
pulangkan aku di waktu rindu.

(Mei, 2016)

Minggu

Untuk Anda

Untuk anda
yang masih terjaga.

Di temani rokok dan kopi
di malam menjelang pagi.

Aku menitipkan bangun ku
di ampas dan lathu mimpi mu.

Sehingga ku lelap
disetiap jaga mu.

(Mei, 2016)