Rabu

Akhir Juni

Senandung akhir Juni
terasa lagi.

Tiga tahun lalu,
seorang aku membisu.

Disuruh berpertualang
oleh dia yang tidur dalam liang.

Suasana tiga tahun lalu
masih terasa haru.

Beberapa daging mati
dan pergi tanpa kaki.

Termasuk diri ku
yang mati dan pergi tanpa kaki.

Aku sudah pergi berpetulang
dan berdoa ditempat dia berbaring.

Aku masih tak punya kaki
dan aku masih saja mati.

Hujan akhir Juni selalu
masih sama seperti waktu itu.

Senandung-senandung
terus mendengung.

Senandung akhir Juni
masih saja membuat iri.

Senandung akhir Juni
dan hujan ini.

Menguap begitu saja
pada tanah kuburan ini.

Menengadahlah aku
pada mega yang tak lagi biru.

Teringat kata-kata ku
di Bangsal Kaca tiga tahun lalu.

Hujan akhir Juni segera pergi,
mari hidup dengan selimut pelangi.

(Juni, 2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar