Minggu

Percakapan Warkop & Hujan

:antara aku dan Dia

Sungguh terdengar indah
rintik hujan membasahi jalan dan trotoar.
Syahdu angin menembus setiap basah kaos
pada kulit. Seorang lelaki paruh baya
sedang kerja dan berdoa di tengah jalan.
Berdoa agar Tuhan meredakan hujan
tengah malam ini. Agar di pagi hari
anak kesayangannya dapat sekolah
bersama matahari cerah.
Seketika hujan reda.

“Yahh…. Kau terlalu baik.
Aku kagum, sungguh kagum.
Tak layak aku jadi seperti ini.
Mengapa tak angkat dia jadi
seperti aku?” tanya ku.

Seperti biasa senyum ramah
terlebih dahulu. “Terkadang aku butuh
orang yang terlihat dan tak terlihat. Bila dia ku angkat
menjadi seperti mu. Lalu siapa yang akan mengantar
anak kecil itu?” sembari menunjuk gubug kecil
di tepi selokan.

Dalam tempat itu
surga terasa lebih
dekat. Dengan hangat
doa dalam setiap keringat dan lelap.

(Oktober, 2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar