Ku pandangi gua itu.
Tentram rasanya dekat dengan gua itu.
Ku haturkan sembahyang ku,
ditemani lilin kecil menyapa
gelapnya malam.
Terangnya lilin kecil menjamah
gua yang berlumut itu.
Tak ku sangka nampaklah wanita
cantik
yang tersenyum padaku.
Aku enggan bertolak dari tempat itu.
Sembari daku sembahyang
dengan rosario terurai ditangan ku.
Dari butir ke butir Rosario,
sungguh menggenang bagiku.
Tiap butir yang dilewati jemari ku
ialah saksi bisu awal
panggilan ku.
Yang mencoba dari lumut,
menjadi terang lilin.
(Oktober, 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar