Jabat tanganmu dingin
namun hangat kasihmu
hangatkan hatiku.
Kau kecil mungil
tak berseri.
Ingin ku rasanya terbangkan hati
tuk meraba kesunyian malam
yang mulai mengusik hatimu.
Terkadang sepi menyendiri
hanya berharap kau ada disini.
Bayangan puith menghantuiku.
Tak kuasa aku bangun dari mimpi.
Butuh parang tuk taklukkan kekerasan hati.
Tak peduli malam atau siang,
tak peduli rindu atau sayang.
Hatiku mulai gersang
tanpa peluk kasih sayang
walau kau mulai garang.
Kertas yang tersurat ini
ucap panuh kecup
pusingkan hati dan dahi.
Terkadang ku mengais hati
tanpa isi, tanpa suka
tanpa sedih yang isi
tak ada isi
begitu pula tak ada kosong
Saat jantungku, jantungmu, jantung mereka
kau isi dengan rasa tanpa hampa.
(Desember, 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar